Senin, 22 Juni 2015

Sumber Kebahagiaan

Hallo semua yang akan membaca posting ini, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan dan kembali lagi saya si anak hilang kembali menulis sebuah post pada kali ini setelah sekian lama "meliburkan diri" dari blog ini karena merasa lebih nyaman menulis segala keresahan di note handphone. Mohon dimaafkan.

Kali ini gue bakal berbagi tentang bagaimana rasanya berjuang untuk kembali.

Pada puasa hari ini gue dikejutkan dengan sebuah postingan di facebook. Sungguh tak biasa postingan itu nongol di beranda facebook gue. Postingan seseorang yang pernah menjadi bahan tulisan gue dan sekarang kembali menjadi bahan tulisan gue.

Pernahkan kalian merasakan dimana momen terbaik hidup kalian itu tiba? Momen paling indah, dan bersama orang yang tepat. Gue pernah merasakan itu, dan gue menjadi kecanduan dengan keadaan itu. Gue sangat menyukai suasana/momen itu, itu adalah momen terbaik gue bersama orang yang terbaik juga. Dia bukan siapa-siapa sepanjang kira-kira 15 tahun hidup gue, sampai akhirnya setelah 15 tahun gue menjalani hidup, gue mengenal dia. Perkenalan  kita pun biasa aja, hanya kenal dari teman ke teman. Siapa sangka awal dari perkenalan itu menjadikan awal dari terbentuknya salah satu momen terindah dalam hidup gue. Gue merasakan kenyamanan, kesenangan, dan sebuah perasaan yang belum pernah gue rasakan seutuhnya sebelumnya, yaitu kebahagiaan. Yaa gue merasakan kebahagiaan seutuhnya saat mengenal dia, dan dekat dengan dia. Dia bukanlah seorang pacar, bukan seorang teman, dan juga bukan seorang saudara. Dia adalah sahabat sejati yang membuat gue merasa hidup, dan merasakan indahnya hidup. Dia bukan seorang pacar, teman, atau saudara, tapi dia bisa menjadi ketiganya. Gue sangat beruntung bisa menemukan seseorang seperti dia. Bahagia gue tercipta saat bersama dia, dan bahagia gue berawal dari mengenal dia.


Namun, semua masa kebahagiaan itu tak akan terus stabil bahagia, ada kalanya dimana konflik menerjang hubungan kita. Sampai suatu saat tiba dimana tak ada sebuah hubungan lagi yang tercipta selama sekitar satu tahun. Bulan pertama, sudah mulai terasa akan ketidakhadiran dia dalam hidup gue. Sebuah kebiasaan itu sulit dihilangkan begitu saja. Apalagi kebiasaan tersebut sudah menjadi tradisi/budaya. Setelah merasakan betapa indahnya kebahagiaan, gue kembali merasakan artinya kesedihan dan tak ada orang yang bisa menghapuskan kesedihan itu. Sedih karena masa bahagia telah lewat, dan cemas apakah masa itu akan kembali lagi atau malah akan pergi selama-lamanya? Saat itu gue cemas menunggu apa jawabannya.

Akhirnya masa kesedihan dan kecemasan itu berakhir. Masa itu berakhir dengan orang yang membuat awal masa itu sendiri. Yaa orang yang telah pergi kini telah kembali. Tak ada rasa yang paling indah dimana saat kita tau, bahwa orang yang pergi meninggalkan kita ternyata kembali pulang ke kita dan kembali membawa sebuah efek positif bagi hidup kita. Tak ada lagi sebuah kesedihan dan kecemasan, yang ada hanya sebuah kebahagiaan yang hilang entah kemana kini telah kembali.

Semua kebahagiaan itu kembali dengan rasa yang masih sama, bahkan terasa lebih spesial. Karena gue gak mau kembali terjadi kebahagiaan itu hilang lagi. Gue ingin kebahagiaan itu tetap bersama gue, karena menurut gue sudah cukup gue merasa akan kesepian, kesedihan, dan kecemasan. Kebahagiaan itu kembali, lalu Dia si sumber kebahagiaan mengenalkan gue kepada satu kebahagiaan yang lain di acara ulang tahun dia. Kini gue mempunyai 2 sumber kebahagiaan, dan betapa bahagiaanya gue memiliki mereka disaat bersamaan dan mereka juga saling bersahabat. Gue diterima di tengah persahabatan mereka yang telah mereka bangun. Kami bertiga menjadi sebuah jalinan yang kuat dan erat. Kami sangat akrab satu dengan yang lain, jika kami bersama tak ada yang namanya beban atau permasalahan hidup yang kita rasakan.

Tapi datang sebuah konflik diantara kita yang membuat kurang nyaman suasana yang telah kita bangun. Salah satu dari kita harus mendamaikan dan memadamkan percikan api kecil di antara hubungan kita. Akhirnya hubungan kita kembali akan sebuah kebahagiaan. Sampai tiba saatnya dimana gue dihadapkan sebuah situasi yang sulit. Sebuah pilihan di antara 2 sumber kebahagiaan gue ini. pilihan yang berat karena sebuah perasaan yang tiba-tiba timbul begitu saja tanpa permisi atau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk. Gue merasa akan keresahan dan kebingungan mana pilihan yang akan gue ambil. Sampai akhirnya sebuah keputusan gue ambil. Awalnya gue merasa itu adalah keputusan yang tepat karena 2 sumber kebahagiaan gue itu tetap bahagia, dan kita masih bisa bahagia bersama. Sampai akhirnya dimana tiba kembali sebuah pilihan bagi kita yang membuat kita akhirnya terpecah belah. Semua itu terjadi karena keputusan awal yang gue buat. Yaa kembali sebuah penyesalan datang dengan terlambat.

Akhirnya gue yang menjadi korban akan kesalahan gue sendiri. Gue akhirnya mundur dan memisahkan diri agar hubungan 2 sumber kebahagiaan itu tetap terjalin, walau gue tau nantinya gue yang bakal merasakan resikonya. Gue akhirnya berjalan sendiri, dengan berbagai keresahan akan perbuatan yang gue perbuat. Tapi hidup terus berlanjut, gue tetap melanjutkan hidup gue, pastinya dengan suasana yang berbeda, tak ada lagi indahnya kebahagiaan yang sebelumnya sangat gue rasakan. Ada sebuah kebahagiaan tapi tak sehebat dan tak seindah yang sebelumnya, hanya kebahagiaan yang biasa, datar, walau masih bisa membuat gue tersenyum dan tertawa.

Kini hampir setahun kebahagiaan itu kembali pergi, dan gue masih gak tau kapan itu akan kembali lagi. Saat ini gue hanya bisa mempersiapkan untuk kehidupan gue yang akan datang, bila saja kebahagiaan yang telah pergi kembali pulang, gue sudah siap merasakan kembali kebahagiaan tersebut dan akan menjaganya lebih kuat agar tidak pergi kemana-mana lagi. Sampai saat ini 2 sumber kebahagiaan tersebut masih gue nantikan, dan ini hanyalah satu dari banyaknya tulisan gue tentang kerinduan gue pada kebahagiaan yang telah hilang. Yaa tak ada yang kekal di dunia ini tapi gue merasa kalau yang gue rasakan belum cukup, dan entah kenapa gue ada keyakinan bahwa kebahagiaan gue akan kembali, walau entah kapan waktunya.

Cepatlah kembali wahai kebahagiaan, karena aku sudah mulai merasakan cemas dan lelah menunggumu kembali.

Sekian tulisan gue kali ini tentang kebahagiaan. Kalian pasti/akan merasakan sumber kebahagiaan kalian sendiri. Dan jika kebahagiaan itu tiba, bersiaplah dan jagalah dengan baik. Karena semua yang di dunia ini tak ada yang abadi. Bisa saja kebahagiaan itu pergi kapan saja dan dimana saja tanpa berpamitan terlebih dahulu.

Insya Allah gue akan rajin ngepost kali ini, karena masa liburan telah tiba, libur kuliah selama 3 bulan lebih rasanya sayang bila merasakan kebosanan sendiri saja. 
Sampai jumpa di postingan gue selanjutnya. :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar